Teori Fraud , The Fraud Tree , & Komponen dari COSO


·         5 Teori Fraud:
1.      Fraud Triangle Theory



Fraud Triangle Theory merupakan suatu gagasan mengenai penyebab terjadinya kecurangan yang dikemukakan oleh Donald R. Cressey (1953). Teoriini menjelaskan tiga factor yang melatarbelakangi terjadinya tindak kecurangan. Ketiga faktor tersebut yaitu sebagai berikut:
a.      Tekanan (pressure)
Adanya tekanan dapat membuat seseorang melakukan kecurangan. Tekanan dapat berasal dari berbagai macam aspek, seperti tuntutan ekonomi atau bahkan gaya hidup. Tekanan yang paling sering menjadi penyebab terjadinya kecurangan ialah tekanan akan tuntutan atau kebutuhan ekonomi. Kebutuhan ekonomi yang mendesak inilah yang sering menyebabkan seseorang bertindak curang demi memenuhi kebutuhannya tersebut.
b.      Peluang (opportunity)
Di antara ketiga faktor penyebab kecurangan menurut fraud triangle theory (pressure, opportunity, rationalization), peluang merupakan faktor yang paling mendasari terjadinya kecurangan. Peluang ini dapat muncul kapan saja, sehingga pengawasan dan kontrol internal perusahaan sangat diperlukan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya peluang seseorang melakukan kecurangam. Seseorang yang tanpa tekanan sekalipun dapat melakukan kecurangan dengan adanya peluang ini, meskipun pada awalnya tidak ada niat untuk melakukannya. 
c.       Rasionalisasi (rationalization)
Rasionalisasi merupakan salah satu faktor di mana pelaku kecurangan mencari pembenaran atas tindakannya. Pelaku fraud ini pada umumnya menganggap bahwa tindakan yang ia lakukan merupakan tindakan yang benar dan memang haknya, sehingga apa yang ia lakukan bukanlah suatu tindak kecurangam. Anggapan-anggapan yang menjadi alasan inilah yang kerap kali sulit diidentifikasi.

2.      Fraud Diamond Theory



Fraud diamond merupakan sebuah pandangan baru tentang fenomena Fraud yang dikemukakan oleh Wolfe dan Hermanson (2004). Fraud diamond merupakan suatu bentuk penyempurnaan dari teori Fraud triangle oleh Cressey (1953). Fraud diamond menambahkan satu elemen kualitatif yang diyakini memiliki pengaruh signifikan terhadap Fraud yakni Capability.

Elemen Fraud Diamond:
Secara keseluruhan Fraud Diamond merupakan penyempurnaan dari Fraud Model yang dikemukakan Cressey. Adapun elemen-elemen dari Fraud diamond theory antara lain :
1.      Incentive/Pressure
2.      Opportunity
3.      Rationalization
4.      Capability
Capability as the fourth element of Fraud
Wolfe dan Hermannson berpendapat bahwa ada pembaharuan Fraud triangle untuk meningkatkan kemampuan mendeteksi dan mencegah  Fraud yaitu dengan cara menambahkan elemen keempat yakni Capability.
Wolfe dan Hermanson (2004) berpendapat bahwa  :
Banyak Fraud yang umumnya bernominal besar tidak mungkin terjadi apabila tidak ada orang tertentu dengan kapabilitas khusus yang ada dalam perusahaan. Opportunity membuka peluang atau pintu masuk bagi Fraud dan Pressure dan Rationalization yang mendorong seseorang untuk melakukan Fraud. Namun menurut Wolfe dan Hermanson (2004), orang yang melakukan Fraud tersebut harus memiliki kapabilitas untuk menyadari pintu yang terbuka sebagai peluang emas dan untuk memanfaatkanya bukan hanya sekali namun berkali-kali.
Wolfe dan Hermanson  (2004) berpendapat bahwa :
Dalam mendesain suatu sistem deteksi, sangat penting untuk mempertimbangkan personal yang ada di perusahaan yang memiliki kapabilitas untuk melakukan Fraud atau menyebabkan penyelidikan oleh internal auditor.Teori ini menjelaskan bahwa kunci dalam memitigasi Fraud adalah dengan fokus pada situasi khusus yang terjadi selain Pressure dan Rationalization serta kombinasi dari Opportunity dan Capability.
Sumber : eprints.undip.ac.id/42792/1/SIHOMBING.pdf
3.      Fraud Pentagon Theory



Teori terbarukan yang mengupas lebih mendalam mengenai faktor-faktor pemicu fraud adalah teori fraud pentagon (Crowe’s fraud pentagon theory). Teori ini dikemukakan oleh Crowe Howarth pada 2011. Teori fraud pentagon merupakan perluasan dari teori fraud triangle yang sebelumnya dikemukakan oleh Cressey, dalam teori ini menambahkan dua elemen fraud lainnya yaitu kompetensi (competence) dan arogansi (arrogance).        

Crowe’s Fraud Pentagon
1.      Kompetensi (competence)
Kompetensi (competence) yang dipaparkan dalam teori fraud pentagon memiliki makna yang
serupa dengan kapabilitas/kemampuan (capability) yang sebelumnya dijelaskan dalam teori fraud diamond oleh Wolfe dan Hermanson pada 2014. Kompetensi/kapabilitas merupakan kemampuan karyawan untuk mengabaikan kontrol internal, mengembangkan strategi penyembunyian, dan mengontrol situasi sosial untuk keuntungan pribadinya (Crowe, 2011).
2.      Arogansi (arrogance)
 Menurut Crowe, arogansi adalah sikap superioritas atas hak yang dimiliki dan merasa bahwa kontrol internal atau kebijakan perusahaan tidak berlaku untuk dirinya


Sumber: eprints.undip.ac.id/49099/1/12_TESSA.pdf

4.      Teori Gone (Gone Theory)
Teori Gone di temukan oleh Jack Bologne yang memiliki makna, yaitu:
G = Greedy
O = Opportunity
N = Needs
E = Expose
Greedy, terkait keserakahan dan kerakusan para pelaku korupsi. Koruptor adalah orang yang tidak puas akan keadaan dirinya.
Opportuniy, sistem yang memberi peluang untuk melakukan korupsi.
Needs, sikap mental yang tidak pernah merasa cukup, selalu sarat dengan kebutuhan yang tidak pernah usai.
Exposes, hukuman yang dijatuhkan kepada para pelaku korupsi yang tidak memberi efek jera pelaku maupun orang lain.
5.      Teori Keagenan(Agency Theory)
Teori keagenan menjelaskan adanya hubungan kerjasama antara pihak pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Hubungan agensi ada ketika salah satu pihak (prinsipal) yang dalam hal ini adalah pemilik perusahaan atau pemegang saham menyewa orang lain (agen) yaitu manajemen perusahaan untuk melaksanakan suatu jasa dan para prinsipal mendelegasikan wewenang pada agennya untuk membuat keputusan (dalam Anthony dan Govinderajan, 2005). Prinsipal selalu menginginkan returntinggi atas investasi yang telah dikeluarkan untuk perusahaan, sedangkan agen memiliki kepentingan tersendiri yaitu untuk mendapatkan kompensasi yang lebih besar atas hasil kinerjanya. Hal ini menunjukan adanya benturan kepentingan antara prinsipal dan agen yaitu pemilik modal dan para pengelola modal atau manajemen perusahaan. Adanya benturan kepentingan antar agen dan prinsipal ini sering disebut pula dengan conflict of interest
.

Sumber:http://gondata.feb.unila.ac.id/galerry/wp-content/uploads/2016/08/AKPM-185-Camera-ready-Fullpaper-Edit-Full-Paper_Chyntia-Tessa-G-edited.pdf
Gambar sumber: www.manajementelekomunikasi.org/2013/04/agency-theory.html86 × 457 - manajementeleko







·         Fraud Tree


Fraud Tree yang dibuat oleh ACFE adalah suatu sistem klasifikasi mengenai kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh pekerja di perusahaan. Fraud Tree meliputi tiga bagian utama yaitu korupsi,  penyimpangan terhadap aset, dan kecurangan pada laporan keuangan.


1.      Korupsi
Korupsi adalah kegiatan menyimpang yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dari tugasnya dan menguntungkan suatu pihak tertentu yang melawan hukum. Pada gambar fraud tree, korupsi terdiri dari:
a.Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan adalah suatu keadaan ketika seseorang memiliki kepentingan pribadi yang bersinggungan dengan kepentingan perusahaan dan nantinya merugikan perusahaan. Konflik kepentingan terbagi menjadi dua yaitu skema pembelian dan skema penjualan. Skema pembelian ialah skala yang melibatkan overbilling dari sebuah perusahaan untuk barang atau jasa oleh vendor, dimana seseorang karyawan memiliki kepemilikan dan kepentingan keuangan yang dirahasiakan. Skema penjualan ialah skema yang melibatkan underselling barang perusahaan dengan karyawan untuk sebuah perusahaan, dimana karyawan tersebut mempunyai kepentingan tersembunyi.
b.Penyuapan
Penyuapan adalah suatu tindakan dengan memberikan hadiah, uang dan semacamnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang/kelompok.
Penyuapan meliputi kickbacks invoice yaitu pembayaran pada perusahaan fiktif dan bid rigging yaitu kerja sama antara peserta tender pada perusahaan untuk memenangkan peserta tender tertentu.
c.Gratifikasi ilegal/Persenan Ilegal
Pemberian hadiah yang merupakan bentuk tidak langsung dari penyuapan tetapi biasanya tidak ada maksud untuk mempengaruhi keputusan.
d.Pemerasan Ekonomi
Pemerasan ekonomi biasanya dilakukan karyawan yang menuntut pembayaran kepada vendor untuk mendukung vendor.
2.      Penyalahgunaan Aset
Penyalahugunaan terhadap aktiva tetap atau aset yang digunakan untuk kepentingan pribadi.
Penyalahgunaan aset diklasifikasi menjadi 2 jenis, yaitu kas dan persediaan aset non-kas lain.
a.Kas terdiri dari tiga bagian :
·         Kejahatan Kas ditangan dimana pelaku menyalahgunakan kas ditangan di dalam suatu organisasi.
·         Kejahatan pada penerimaan kas
Kejahatan ini dikategorikan menjadi dua yaitu skimming adalah pencurian kas yang belum di catat di sistem akuntansi dan cash larceny adalah pencurian kas yang telah muncul pada pembukuan perusahaan.
Skimming dibagi menjadi tiga. Pertama, skimming sales merupakan penggelapan penjualan yang mudah karena tidak meninggalkan catatan penjualan dan tidak menimbulkan kecurigaan. Skimming sales unrecorded biasanya dilakukan oleh karyawan yang menjual barang dan jasa kepada pelanggan dengan tidak mencatat penjualan tersebut. Sedangkan skimming sales understated biasanya dilakukan dengan mencatat penjualan tetapi dengan nominal yang lebih kecil daripada aslinya yang dilakukan oleh pelaku. Kedua, skimming receivables atau penggelapan piutang. Apabila penggelapan dilakukan, kekosongan pembayaran muncul didalam pembukuan sebagai akun tunggakan. Penggelapan piutang dapat dilakukan dengan cara lapping yaitu mengkredit rekening satu pelanggan dengan pembayaran yang diterima dari pelanggan lain. Dapat juga dilakukan dengan cara force balancing yaitu apabila posting ke akun pelanggan tanpa menyetorkan cek dapat menimbulkan ketidakseimbangan. Maka, rekening kas akan berlebih sehingga jumlah yang digelapkan dipaksa untuk menyeimbangkan akun. Cara yang terakhir adalah dengan unconcealed yaitu karyawan mencuri atau mengubah pernyataan akun atau menghasilkan laporan palsu. Ketiga, refund and other merupakan pengembalian dana dari pihak ketiga tidak diserahkan kepada perusahaan.
·         Kecurangan dalam pembayaran kas
Kecurangan ini dilakukan oleh karyawan dengan cara membuat anggaran untuk tujuan yang kurang baik. Kecurangan ini dikategorikan menjadi 3, yaitu:
- Billing schemes merupakan skema yang dilakukan oleh pelaku dengan cara mengeluarkan pembayaran dengan mengirimkan faktur barang dan jasa fiktif. Billing schemes dikategorikan menjadi 3, yaitu shell company merupakan badan palsu yang didirikan oleh karyawan untuk tagihan barang dan jasa yang tidak diterima. Selanjutnya ada non-accomplice vendor merupakan skema dimana pelaku memanipulasi rekening vendor yang sah dan menyebabkan pembayaran faktur dua kali lipat. Terakhir yaitu personal purchases, merupakan pembelian pribadi dengan menggunakan dana perusahaan.
-Payroll schemes adalah skema dimana para pelaku membuat dokumen palsu yang menyebabkan perusahaan tersebut tidak menyadarinya membuat kecurangan pembayaran. Payroll schemes meliputi tiga hal, yaitu ghost employee merupakan seseorang yang sebenarnya tidak bekerja untuk perusahaan tersebut melalui pemalsuan atau penipuan catatan gaji. Selanjutnya yaitu falsified wages merupakan pemalsuan dana dari gaji dengan kelebihan pembayaran upah oleh karyawan. Yang terakhir ialah commision schemese. Hal ini bisa dilakukan oleh karyawan dengan cara mencurangi komisinya yang dapat menghasilkan pendapatannya, dengan cara memalsukan jumlah penjuaran yang dilakukan dan meningkatkan lajunya komisi.
-Skema Penggantian Biaya adalah sebuah skema dimana karyawan membuat klam penggantian fiktif atau meningkatkan biaya bisnis. Skema Penggantian Biaya meliputi 4 hal yaitu mischaraterized expense reimbursement merupakan skema yang dilakukan oleh karyawan yang menggunakan uang untuk penggantian biaya pribadi (ex: biaya penginapan) dengan mengklaim itu merupakan biaya bisnis tersebut. Selanjutnya ada overstated expense adalah skema yang dilakukan oleh karyawan dengan cara melebihkan biaya pengeluaran bisnis yang sebenarnya. Hal yang ketiga yaitu fictitious expense yang merupakan skema yang dilakukan oleh karyawan dengan melakukan penggantian biaya seluruhnya secara fiktif dan karyawan hanya menciptakan beban dan meminta beban tersebut digani perusahaan. Yang terakhir ialah multiple reimbursement yaitu pengajuan beberapa jenis dukungan oleh karyawan untuk penggantian biaya yang sama.
-Check tempering adalah sebuah skema dimana seseorang mencuri dana pekerja lain dengan menghalangi atau mengubah cek atau pembayaran elektronik salah satu akun bank di suatu organisasi. Check tampering meliputi empat hal. Pertama, forged maker schemes merupakan skema yang melibatkan penempaan tanda tangan resmi di cek perusahaan. Kedua, forged endorsement scheme merupakan skema yang terdiri dari penempaan dukungan tanda tangan dari penerima yang dimaksud pada cek perusahaan. Ketiga, altered payee merupakan skema yang melibatkan pengubahan pembayaran dari cek ke pelaku atau kaki tangannya. Keempat, authorized maker scheme terjadi apabila karyawan dengan otoritas tanda tangan membuat cek palsu untuk kepentingan mereka sendiri.
- register disbursement adalah sebuah skema dimana karyawan membuat catatan palsu pada cash register untuk menyembunyikan penipuan uang tunai. Registes disbursement terdiri dari 2 hal, yaitu false refund merupakan penipuan terkait dengan pengembalian barang. Biasaanya pelaku melebihkan-lebihkan dana terkait nilai pengembalian barang. Selanjutnya, false void ialah pelaku menyimpan salinan tanda terima pelanggan pada saat penjualan dan menggunakannya untuk membuat kekosongan fiktif, seperti pelanggan mengembalikan barang dagangan.
b.Persediaan dan aset non kas lain, kecurangan disini diartikan dengan pelaku yang menargetkan barang inventaris, peralatan, perlengkapan, aset selain kas untuk dicuri dengan berbagai cara. Skema ini mencakup penyalahgunaan aset selain uang tunai. Persediaan dan aset non kas, terdiri dari :
·         Misuse/Penyalahgunaan merupakan aset yang disalahgunakan tetapi tidak dicuri. Biasanya aset ini berupa peralatan, kendaraan, komputer perusahaan, dll.
·         Larceny/Pencurian merupakan pencuriaan persediaan aset perusahaan. Skema ini menjelaskan dimana karyawan hanya mengambil persediaan pada lokasi perusahaan, tanpa menyembunyikannya dalam bentuk buku ataupun catatan. Pencurian ini terdiri dari 4 hal sebagai berikut:
-Rekuisisi aset dan transfer merupakan permintaan resmi aset dan dokumen lainnya yang memungkinkan aset non-tunai untuk dipindahkan dari satu lokasi di sebuah perusahaan yang lain yang dapat digunakan untuk memfasilitasi pencurian aset-aset tersebut.
- penjualan palsu dan pengiriman biasanya terjadi pada karyawan yang korupsi yang memanfaat orang lain untuk mencuri persediaan. Orang lain itu berpura-pura untuk membeli barang dagangan, tetapi karyawan tersebut tidak menghubungi bagian penjualan.
-pembelian dan penerimaan merupakan skema pembelian yang diklasifikan dengan tagihan palsu dan yang diklasifikasikan sebagia penyelewengan non-cash dengan menyembunyikan penyusutan persediaan.
-skema penyembunyian pencurian terjadi ketika karyawan mencuri properti dari perusahaan tanpa menyembunyikannya ke dalam buku dan catatan.

3.      Kecurangan Laporan Keuangan merupakan skema dimana karyawan secara sengaja mengabaikan salah saji atau kelalaian informasi material dalam laporan keuangan organisasi.
Kecurangan laporang keuangan dibagi menjadi dua:
a.Net worth / net income overstatements adalah jumlah modal sendiri yang dimilii perusahaan yang mencakup modal, saham, cadangan, surplus dan lain-lain. Net worth bisa diartikan sebagai selisih antara jumlah hutang perusahaan dikurangi dengan total assets. Net worth meliputi :
- Timming Difference
Merupakan suatu konsep akuntansi yang terjadi karena masalah transisi. Perbedaan waktu adalah isilah yang sangat digunakan dalam pelaporan atau perpajakan tujuan keuangan. Metode perhitungan penyusutan yang berbeda di kedua akuntansi keuangan dan perpajakan. Sementara perusahaan menggunakan metode garis lurus untuk depresiasi, dan menggunakan metode penyusutan dipercepat. Hal ini akan menyebabkan perbedaan perbedaan waktu dlam kewajiban pajak dari perusahaan meskipun penyusutan dihitung dengan kedua metode.
- Fictitious Revenues
Mengembang keuntungan perusahaan dengan mencatat pendapatan palsu untuk barang atau jasa yang tidak pernah di sampaikan. Skema ini dibedakan dari waktu skema perbedaan bahwa dengan pendekata fiktif, pendapatan tidak diakui dalam setiap periode.
- Concealed Liabilities and Expense
Yaitu beban dan kewajiban tersembunyi. Kewajiban tersembunyi dapat mencakup jaminan melekat penjualan tidak dilaporkan atau kelalaian kewajiban sederhana. Beban dapat disembunyikan oleh kapitalisasi yang menyebar biaya keluar selama beberapa tahun dengan mencatat aset dan depresiasi tahunan daripada benar mengakui seluruh biaya dalam satu tahun.
- Improper Asset Valuations
Merupakan suatu bentuk kecurangan laporan keuangan dengan melakukan penilaian yang tidak wajar atau tidak sesuai prinsip akuntansi berlaku umum atas aset perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya
- Improprer Disclosures
Merupakan suatu bentuk kecurangan perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan atas laporan keuangan secara cukup dengan maksud untuk menyembunyikan kecurangan – kecurangan yang terjadi di perusahaan.
Sumber :
http://www.acfe.com
https://brisbaneacfe.org/library/occupational-fraud/skimming-sales-receipts-cash-frauds/
http://rsmus.com/pdf/wp-combating-vendor-fraud.pdf
https://aniekrachma.wordpress.com/2015/04/11/skema-fraud/
b.Net Income Understatement
Meliputi:
-Timing Difference
Waktu perbedaan adalah konsep akuntansi yang terjadi karena masalah transisi. Perbedaan waktu adalah istilah yang sangat digunakan dalam pelaporan atau perpajakan tujuan keuangan. Metode perhitungan penyusutan yang berbeda di kedua akuntansi keuangan dan perpajakan. Sementara perusahaan adalah dengan menggunakan metode garis lurus untuk depresiasi, otoritas pajak akan menggunakan metode penyusutan dipercepat. Hal ini akan menyebabkan perbedaan waktu dalam kewajiban pajak dari perusahaan meskipun penyusutan dihitung dengan kedua metode adalah sama dan jangka waktu untuk depresiasi juga sama.
-Understated Revenue
penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penjualan jasa (fees), bunga, dividen, royalti, dan sewa namun jumlah total dari pendapatan berada pada nilai di bawah rata-rata atau batas yang ditentukan.
Sumber: http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-pendapatan-definisi-menurut.html
-`Overstated Liabilities and Expenses
Kewajiban adalah pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan oleh perusahaan pada masa yang akan datang, namun perusahaan mengorbankan biaya yang lebih besar dari biaya atau target yang telah ditentukan.
Beban adalah sejumlah pengorbanan yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka memperoleh laba, namun perusahaan melakukan pengorbanan pada beban-beban yang ditargetkan lebih besar dari yang telah ditargetkan.
- Improper Asset Valuations
Merupakan suatu bentuk kecurangan laporan keuangan dengan melakukan penilaian yang tidak wajar atau tidak sesuai prinsip akuntansi berlaku umum atas aset perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya
- Improprer Disclosures
Merupakan suatu bentuk kecurangan perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan atas laporan keuangan secara cukup dengan maksud untuk menyembunyikan kecurangan – kecurangan yang terjadi di perusahaan.


·         COSO(The Committee of Sponsoring Organizations)
Definisi internal control menurut COSO adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan direksi manajen dan staff, untuk membuat reasonable assuranc mengenai :
- efektifitas dan efisiensinoperasional
- realibilitas pelaporan keuangan
- kepatuhan atas hukum dan peraturan yang berlaku


Komponen Struktur Pengendalian Intern
Komponen pengendalian intern menurut COSO oleh Wing Wahyu Winarno dalam buku Sisitem Informasi Akuntansi ada lima, yaitu :

1.      Control Environment atau Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan sarana dan prasarana yang ada di dalam organisasi atau perusahaan untuk menjalankan struktur pengendalian intern yang baik. Berapa komponen yang mempengaruhi lingkungan pengendalian intern adalah :
- komitmen manajemen terhadap integritas dan nilai – nilai etika.
- filosofi yang dianut oleh manajemen dan gaya operasional yang dipakai oleh manajemen
- struktur organisasi
2.      Risk Assesment atau Pemahaman Risiko
Manajemen perusahaan harus dapat mengidentifikasi berbagai risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Dengan memahami risiko manajemen dapat mengambil tindakan pencegahan, sehingga perusahaan dapat menghindari kerugian yang besar.
3.      Control Activities atau Kegiatan Pengendalian Internal
Kegiatan pengendalian intern terdiri dari :
- Pemberian Otoritasi atas Transaksi dan Kegiatan
            Otorasi adalah pemberian sebagaian kekuasaan manajemen kepada karyawan untuk melakukan kegiatan dan mengambilan keputusan. Hal ini perlu dilakukan karena manajemen tidak akan mampu membuat semua keputusan dan menjalankan semua kegiatan di dalam perusahaan.
- Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
            Tidak ada satu karyawan atau satu bagian pun yang dapat menyelesaikan suatu transaksi tanpa campur tangan pihak lain. Wewenang dan tanggung jawab di bagi atas tiga fungsi, yaitu Fungsi Penyimpanan, Fungsi Pencatatan, dan Fungsi Pemberian Otorisasi
- Perancangan dan Penggunaan Dokumen dan Catatan yang Baik
            Dokumen akan disimpan dalam waktu yang lama. Oleh karenanya, bahan yang digunakan untuk membuat dokumen juga harus merupakan bahan yang tahan lama dan berkualitas baik.
- Perlindungan yang Cukup terhadap Kekayaan dan Catatan Perusahaan
            Perlindungan yang dapat dilakukan oleh perusahaan, agar tidak terjadi pencurian dan penggunanaan tanpa otorisasi.
- Pemeriksaan Independent terhadap Kinerja Perusahaan
            Pemeriksaan kinerja ini dapat dilakukan dengan melakukan rekonsiliasi antara dua catatan yang terpisah atau berbeda mengenai suatu rekening, dan membandingkan antara jumlah unit persediaan di gudang dengan jumlah menurut catatan persediaan, menyelenggarakan double entry bookkeeping, yaitu metode pencatatan yang selalu melibatkan setidak-tidaknya dua rekening untuk mencatat satu transaksi, menjumlah berbagai hitungan dengan cara batch totals, yaitu penjumlahan dari atas ke bawah. Beberapa keterbatasan dari pengendalian intern  sehingga pengendalian intern tidak dapat berfungsi antara lain :
- Kesalahan
            Muncul ketika karyawan melakukan pertimbangan yang salah atau perhatiaannya selama bekerja terpisah
- Kolusi
            Terjadi ketika dua atau lebih karyawan berkonspirasi untuk melakukan pencurian (korupsi) di tempat mereka bekerja.
- Penyimpangan Manajemen
            Muncul karena manajaer suatu organisasi yang memiliki lebih banyak otoritas dibandingkan karyawan biasa, proses pengendalian efektif pada tingkat manajemen bawah dan tidak efektif pada tingkat atas.
- Manfaat dan Biaya
            Konsep jaminan yang meyakinkan atau masuk akal mengandung arti bahwa biaya pengendalian intern tidak melebihi manfaat yang dihasilkam.
4.      Information and Communication atau Informasi dan Komunikasi
Perancang sistem informasi perusahaan dan manajemen puncak harus mengetahui bagaimana transaksi diawali, bagaimana data dicatat ke dalam formulir yang siap diinput ke sistem komputer, bagaimana file data di baca di organisasi dan diperbarui isinya, bagaimana data diproses agar menjadi informasi dan informasi di proses lagi menjadi informasi yang lebih berguna bagi pembuat keputusan, dan bagaimana transaksi berhasil.

5.      Monitoring atau Pemantauan
Merupakan kegiatan untuk mengikuti jalannya sistemn informasi akuntansi, sehingga apabila ada sesuatu berjalan tidak seperti yang diharapkan, dapat diambil tindakan segera. Berbagai bentuk pemantauan di dalam perusahaan dapat dilaksanakan dengan proses antara lain, supevisi yang efektif, akuntansi pertanggung jawaban, dan audit internal.









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisa Sistem Bisnis Gaudi Clothing

Siklus Akuntansi Manual dan Siklus Akuntansi Komputerisasi