Teori Fraud , The Fraud Tree , & Komponen dari COSO
·
5 Teori Fraud:
1. Fraud Triangle Theory
Fraud Triangle Theory merupakan suatu gagasan mengenai penyebab terjadinya
kecurangan yang dikemukakan oleh Donald R. Cressey (1953). Teoriini menjelaskan
tiga factor yang melatarbelakangi terjadinya tindak kecurangan. Ketiga faktor
tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Tekanan (pressure)
Adanya tekanan dapat membuat
seseorang melakukan kecurangan. Tekanan dapat berasal dari berbagai macam
aspek, seperti tuntutan ekonomi atau bahkan gaya hidup. Tekanan yang paling
sering menjadi penyebab terjadinya kecurangan ialah tekanan akan tuntutan atau
kebutuhan ekonomi. Kebutuhan ekonomi yang mendesak inilah yang sering
menyebabkan seseorang bertindak curang demi memenuhi kebutuhannya tersebut.
b. Peluang (opportunity)
Di antara ketiga faktor penyebab
kecurangan menurut fraud triangle theory (pressure, opportunity,
rationalization), peluang merupakan faktor yang paling mendasari terjadinya
kecurangan. Peluang ini dapat muncul kapan saja, sehingga pengawasan dan
kontrol internal perusahaan sangat diperlukan untuk mengantisipasi kemungkinan
adanya peluang seseorang melakukan kecurangam. Seseorang yang tanpa tekanan
sekalipun dapat melakukan kecurangan dengan adanya peluang ini, meskipun pada
awalnya tidak ada niat untuk melakukannya.
c. Rasionalisasi (rationalization)
Rasionalisasi merupakan salah satu
faktor di mana pelaku kecurangan mencari pembenaran atas tindakannya. Pelaku
fraud ini pada umumnya menganggap bahwa tindakan yang ia lakukan merupakan
tindakan yang benar dan memang haknya, sehingga apa yang ia lakukan bukanlah
suatu tindak kecurangam. Anggapan-anggapan yang menjadi alasan inilah yang
kerap kali sulit diidentifikasi.
2.
Fraud Diamond Theory
Fraud diamond merupakan sebuah pandangan baru tentang
fenomena Fraud yang dikemukakan oleh Wolfe dan Hermanson (2004). Fraud diamond merupakan
suatu bentuk penyempurnaan dari teori Fraud triangle oleh Cressey (1953). Fraud
diamond menambahkan satu elemen kualitatif yang diyakini memiliki pengaruh signifikan
terhadap Fraud yakni Capability.
Elemen
Fraud Diamond:
Secara keseluruhan Fraud Diamond
merupakan penyempurnaan dari Fraud Model yang dikemukakan Cressey. Adapun
elemen-elemen dari Fraud diamond theory antara lain :
1.
Incentive/Pressure
2.
Opportunity
3.
Rationalization
4.
Capability
Capability as the fourth element of Fraud
Wolfe dan Hermannson berpendapat bahwa
ada pembaharuan Fraud triangle untuk meningkatkan kemampuan mendeteksi dan
mencegah Fraud yaitu dengan cara
menambahkan elemen keempat yakni Capability.
Wolfe dan Hermanson (2004) berpendapat bahwa :
Banyak Fraud yang umumnya bernominal besar tidak mungkin terjadi
apabila tidak ada orang tertentu dengan kapabilitas khusus yang ada dalam
perusahaan. Opportunity membuka peluang atau pintu masuk bagi Fraud dan Pressure
dan Rationalization yang mendorong seseorang untuk melakukan Fraud. Namun
menurut Wolfe dan Hermanson (2004), orang yang melakukan Fraud tersebut harus
memiliki kapabilitas untuk menyadari pintu yang terbuka sebagai peluang emas
dan untuk memanfaatkanya bukan hanya sekali namun berkali-kali.
Wolfe dan Hermanson
(2004) berpendapat bahwa :
Dalam mendesain suatu sistem deteksi, sangat penting untuk
mempertimbangkan personal yang ada di perusahaan yang memiliki kapabilitas
untuk melakukan Fraud atau menyebabkan penyelidikan oleh internal auditor.Teori
ini menjelaskan bahwa kunci dalam memitigasi Fraud adalah dengan fokus pada
situasi khusus yang terjadi selain Pressure dan Rationalization serta kombinasi
dari Opportunity dan Capability.
Sumber : eprints.undip.ac.id/42792/1/SIHOMBING.pdf
3. Fraud Pentagon Theory
Teori terbarukan yang mengupas lebih mendalam mengenai
faktor-faktor pemicu fraud adalah teori fraud pentagon (Crowe’s fraud pentagon
theory). Teori ini dikemukakan oleh Crowe Howarth pada 2011. Teori fraud
pentagon merupakan perluasan dari teori fraud triangle yang sebelumnya dikemukakan
oleh Cressey, dalam teori ini menambahkan dua elemen fraud lainnya yaitu
kompetensi (competence) dan arogansi (arrogance).
Crowe’s Fraud Pentagon
1.
Kompetensi
(competence)
Kompetensi (competence) yang dipaparkan dalam teori
fraud pentagon memiliki makna yang
serupa
dengan kapabilitas/kemampuan (capability) yang sebelumnya dijelaskan dalam
teori fraud diamond oleh Wolfe dan Hermanson pada 2014. Kompetensi/kapabilitas
merupakan kemampuan karyawan untuk mengabaikan kontrol internal, mengembangkan
strategi penyembunyian, dan mengontrol situasi sosial untuk keuntungan
pribadinya (Crowe, 2011).
2.
Arogansi
(arrogance)
Menurut Crowe,
arogansi adalah sikap superioritas atas hak yang dimiliki dan merasa bahwa
kontrol internal atau kebijakan perusahaan tidak berlaku untuk dirinya
Sumber:
eprints.undip.ac.id/49099/1/12_TESSA.pdf
4. Teori Gone (Gone Theory)
Teori Gone di temukan oleh Jack Bologne yang memiliki makna,
yaitu:
G = Greedy
O = Opportunity
N = Needs
E = Expose
O = Opportunity
N = Needs
E = Expose
Greedy, terkait
keserakahan dan kerakusan para pelaku korupsi. Koruptor adalah orang yang tidak
puas akan keadaan dirinya.
Opportuniy, sistem
yang memberi peluang untuk melakukan korupsi.
Needs, sikap
mental yang tidak pernah merasa cukup, selalu sarat dengan kebutuhan yang tidak
pernah usai.
Exposes, hukuman
yang dijatuhkan kepada para pelaku korupsi yang tidak memberi efek jera pelaku
maupun orang lain.
5. Teori Keagenan(Agency Theory)
Teori keagenan menjelaskan adanya hubungan kerjasama antara pihak pemegang
saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Hubungan agensi ada ketika
salah satu pihak (prinsipal) yang dalam hal ini adalah pemilik perusahaan atau
pemegang saham menyewa orang lain (agen) yaitu manajemen perusahaan untuk
melaksanakan suatu jasa dan para prinsipal mendelegasikan wewenang pada agennya
untuk membuat keputusan (dalam Anthony dan Govinderajan, 2005). Prinsipal
selalu menginginkan returntinggi atas investasi yang telah dikeluarkan untuk perusahaan, sedangkan agen
memiliki kepentingan tersendiri yaitu untuk mendapatkan kompensasi yang lebih
besar atas hasil kinerjanya. Hal ini menunjukan adanya benturan kepentingan
antara prinsipal dan agen yaitu pemilik modal dan para pengelola modal atau
manajemen perusahaan. Adanya benturan kepentingan antar agen dan prinsipal ini
sering disebut pula dengan conflict of interest
.
Sumber:http://gondata.feb.unila.ac.id/galerry/wp-content/uploads/2016/08/AKPM-185-Camera-ready-Fullpaper-Edit-Full-Paper_Chyntia-Tessa-G-edited.pdf
Gambar sumber:
www.manajementelekomunikasi.org/2013/04/agency-theory.html86 × 457
- manajementeleko
·
Fraud Tree
Fraud Tree yang dibuat oleh ACFE adalah suatu sistem
klasifikasi mengenai kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh pekerja di
perusahaan. Fraud Tree meliputi tiga bagian utama yaitu korupsi, penyimpangan terhadap aset, dan kecurangan
pada laporan keuangan.
1.
Korupsi
Korupsi adalah kegiatan menyimpang yang dilakukan oleh
seseorang atau kelompok dari tugasnya dan menguntungkan suatu pihak tertentu
yang melawan hukum. Pada gambar fraud tree, korupsi terdiri dari:
a.Konflik
Kepentingan
Konflik kepentingan adalah suatu keadaan ketika seseorang
memiliki kepentingan pribadi yang bersinggungan dengan kepentingan perusahaan
dan nantinya merugikan perusahaan. Konflik kepentingan terbagi menjadi dua
yaitu skema pembelian dan skema penjualan. Skema pembelian ialah skala yang
melibatkan overbilling dari sebuah perusahaan untuk barang atau jasa oleh
vendor, dimana seseorang karyawan memiliki kepemilikan dan kepentingan keuangan
yang dirahasiakan. Skema penjualan ialah skema yang melibatkan underselling
barang perusahaan dengan karyawan untuk sebuah perusahaan, dimana karyawan
tersebut mempunyai kepentingan tersembunyi.
b.Penyuapan
Penyuapan adalah suatu tindakan dengan memberikan hadiah,
uang dan semacamnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang/kelompok.
Penyuapan meliputi kickbacks invoice yaitu pembayaran pada
perusahaan fiktif dan bid rigging yaitu kerja sama antara peserta tender pada
perusahaan untuk memenangkan peserta tender tertentu.
c.Gratifikasi
ilegal/Persenan Ilegal
Pemberian hadiah yang merupakan bentuk tidak langsung dari
penyuapan tetapi biasanya tidak ada maksud untuk mempengaruhi keputusan.
d.Pemerasan
Ekonomi
Pemerasan ekonomi biasanya dilakukan karyawan yang menuntut
pembayaran kepada vendor untuk mendukung vendor.
2.
Penyalahgunaan Aset
Penyalahugunaan
terhadap aktiva tetap atau aset yang digunakan untuk kepentingan pribadi.
Penyalahgunaan
aset diklasifikasi menjadi 2 jenis, yaitu kas dan persediaan aset non-kas lain.
a.Kas
terdiri dari tiga bagian :
·
Kejahatan
Kas ditangan dimana pelaku menyalahgunakan kas ditangan di dalam suatu
organisasi.
·
Kejahatan
pada penerimaan kas
Kejahatan ini dikategorikan menjadi dua yaitu skimming adalah
pencurian kas yang belum di catat di sistem akuntansi dan cash larceny adalah
pencurian kas yang telah muncul pada pembukuan perusahaan.
Skimming dibagi menjadi tiga. Pertama, skimming sales
merupakan penggelapan penjualan yang mudah karena tidak meninggalkan catatan
penjualan dan tidak menimbulkan kecurigaan. Skimming sales unrecorded biasanya
dilakukan oleh karyawan yang menjual barang dan jasa kepada pelanggan dengan
tidak mencatat penjualan tersebut. Sedangkan skimming sales understated
biasanya dilakukan dengan mencatat penjualan tetapi dengan nominal yang lebih
kecil daripada aslinya yang dilakukan oleh pelaku. Kedua, skimming receivables
atau penggelapan piutang. Apabila penggelapan dilakukan, kekosongan pembayaran
muncul didalam pembukuan sebagai akun tunggakan. Penggelapan piutang dapat
dilakukan dengan cara lapping yaitu mengkredit rekening satu pelanggan dengan
pembayaran yang diterima dari pelanggan lain. Dapat juga dilakukan dengan cara
force balancing yaitu apabila posting ke akun pelanggan tanpa menyetorkan cek
dapat menimbulkan ketidakseimbangan. Maka, rekening kas akan berlebih sehingga
jumlah yang digelapkan dipaksa untuk menyeimbangkan akun. Cara yang terakhir
adalah dengan unconcealed yaitu karyawan mencuri atau mengubah pernyataan akun
atau menghasilkan laporan palsu. Ketiga, refund and other merupakan
pengembalian dana dari pihak ketiga tidak diserahkan kepada perusahaan.
·
Kecurangan
dalam pembayaran kas
Kecurangan ini dilakukan oleh karyawan dengan cara membuat
anggaran untuk tujuan yang kurang baik. Kecurangan ini dikategorikan menjadi 3,
yaitu:
- Billing
schemes merupakan skema yang dilakukan oleh pelaku dengan cara mengeluarkan
pembayaran dengan mengirimkan faktur barang dan jasa fiktif. Billing schemes
dikategorikan menjadi 3, yaitu shell company merupakan badan palsu yang
didirikan oleh karyawan untuk tagihan barang dan jasa yang tidak diterima.
Selanjutnya ada non-accomplice vendor merupakan skema dimana pelaku
memanipulasi rekening vendor yang sah dan menyebabkan pembayaran faktur dua
kali lipat. Terakhir yaitu personal purchases, merupakan pembelian pribadi
dengan menggunakan dana perusahaan.
-Payroll
schemes adalah skema dimana para pelaku membuat dokumen palsu yang menyebabkan
perusahaan tersebut tidak menyadarinya membuat kecurangan pembayaran. Payroll
schemes meliputi tiga hal, yaitu ghost employee merupakan seseorang yang sebenarnya
tidak bekerja untuk perusahaan tersebut melalui pemalsuan atau penipuan catatan
gaji. Selanjutnya yaitu falsified wages merupakan pemalsuan dana dari gaji
dengan kelebihan pembayaran upah oleh karyawan. Yang terakhir ialah commision
schemese. Hal ini bisa dilakukan oleh karyawan dengan cara mencurangi komisinya
yang dapat menghasilkan pendapatannya, dengan cara memalsukan jumlah penjuaran
yang dilakukan dan meningkatkan lajunya komisi.
-Skema
Penggantian Biaya adalah sebuah skema dimana karyawan membuat klam penggantian
fiktif atau meningkatkan biaya bisnis. Skema Penggantian Biaya meliputi 4 hal
yaitu mischaraterized expense reimbursement merupakan skema yang dilakukan oleh
karyawan yang menggunakan uang untuk penggantian biaya pribadi (ex: biaya
penginapan) dengan mengklaim itu merupakan biaya bisnis tersebut. Selanjutnya
ada overstated expense adalah skema yang dilakukan oleh karyawan dengan cara
melebihkan biaya pengeluaran bisnis yang sebenarnya. Hal yang ketiga yaitu
fictitious expense yang merupakan skema yang dilakukan oleh karyawan dengan
melakukan penggantian biaya seluruhnya secara fiktif dan karyawan hanya
menciptakan beban dan meminta beban tersebut digani perusahaan. Yang terakhir
ialah multiple reimbursement yaitu pengajuan beberapa jenis dukungan oleh
karyawan untuk penggantian biaya yang sama.
-Check
tempering adalah sebuah skema dimana seseorang mencuri dana pekerja lain dengan
menghalangi atau mengubah cek atau pembayaran elektronik salah satu akun bank
di suatu organisasi. Check tampering meliputi empat hal. Pertama, forged maker
schemes merupakan skema yang melibatkan penempaan tanda tangan resmi di cek
perusahaan. Kedua, forged endorsement scheme merupakan skema yang terdiri dari
penempaan dukungan tanda tangan dari penerima yang dimaksud pada cek
perusahaan. Ketiga, altered payee merupakan skema yang melibatkan pengubahan
pembayaran dari cek ke pelaku atau kaki tangannya. Keempat, authorized maker
scheme terjadi apabila karyawan dengan otoritas tanda tangan membuat cek palsu
untuk kepentingan mereka sendiri.
- register
disbursement adalah sebuah skema dimana karyawan membuat catatan palsu pada
cash register untuk menyembunyikan penipuan uang tunai. Registes disbursement terdiri
dari 2 hal, yaitu false refund merupakan penipuan terkait dengan pengembalian
barang. Biasaanya pelaku melebihkan-lebihkan dana terkait nilai pengembalian
barang. Selanjutnya, false void ialah pelaku menyimpan salinan tanda terima
pelanggan pada saat penjualan dan menggunakannya untuk membuat kekosongan
fiktif, seperti pelanggan mengembalikan barang dagangan.
b.Persediaan
dan aset non kas lain, kecurangan disini diartikan dengan pelaku yang
menargetkan barang inventaris, peralatan, perlengkapan, aset selain kas untuk
dicuri dengan berbagai cara. Skema ini mencakup penyalahgunaan aset selain uang
tunai. Persediaan dan aset non kas, terdiri dari :
·
Misuse/Penyalahgunaan
merupakan aset yang disalahgunakan tetapi tidak dicuri. Biasanya aset ini
berupa peralatan, kendaraan, komputer perusahaan, dll.
·
Larceny/Pencurian
merupakan pencuriaan persediaan aset perusahaan. Skema ini menjelaskan dimana
karyawan hanya mengambil persediaan pada lokasi perusahaan, tanpa
menyembunyikannya dalam bentuk buku ataupun catatan. Pencurian ini terdiri dari
4 hal sebagai berikut:
-Rekuisisi
aset dan transfer merupakan permintaan resmi aset dan dokumen lainnya yang
memungkinkan aset non-tunai untuk dipindahkan dari satu lokasi di sebuah
perusahaan yang lain yang dapat digunakan untuk memfasilitasi pencurian
aset-aset tersebut.
- penjualan
palsu dan pengiriman biasanya terjadi pada karyawan yang korupsi yang memanfaat
orang lain untuk mencuri persediaan. Orang lain itu berpura-pura untuk membeli
barang dagangan, tetapi karyawan tersebut tidak menghubungi bagian penjualan.
-pembelian
dan penerimaan merupakan skema pembelian yang diklasifikan dengan tagihan palsu
dan yang diklasifikasikan sebagia penyelewengan non-cash dengan menyembunyikan
penyusutan persediaan.
-skema
penyembunyian pencurian terjadi ketika karyawan mencuri properti dari
perusahaan tanpa menyembunyikannya ke dalam buku dan catatan.
3.
Kecurangan Laporan Keuangan merupakan
skema dimana karyawan secara sengaja mengabaikan salah saji atau kelalaian
informasi material dalam laporan keuangan organisasi.
Kecurangan
laporang keuangan dibagi menjadi dua:
a.Net worth
/ net income overstatements adalah jumlah modal sendiri yang dimilii perusahaan
yang mencakup modal, saham, cadangan, surplus dan lain-lain. Net worth bisa
diartikan sebagai selisih antara jumlah hutang perusahaan dikurangi dengan
total assets. Net worth meliputi :
- Timming
Difference
Merupakan suatu konsep akuntansi yang terjadi karena masalah
transisi. Perbedaan waktu adalah isilah yang sangat digunakan dalam pelaporan
atau perpajakan tujuan keuangan. Metode perhitungan penyusutan yang berbeda di
kedua akuntansi keuangan dan perpajakan. Sementara perusahaan menggunakan
metode garis lurus untuk depresiasi, dan menggunakan metode penyusutan
dipercepat. Hal ini akan menyebabkan perbedaan perbedaan waktu dlam kewajiban
pajak dari perusahaan meskipun penyusutan dihitung dengan kedua metode.
- Fictitious
Revenues
Mengembang keuntungan perusahaan dengan mencatat pendapatan
palsu untuk barang atau jasa yang tidak pernah di sampaikan. Skema ini
dibedakan dari waktu skema perbedaan bahwa dengan pendekata fiktif, pendapatan
tidak diakui dalam setiap periode.
- Concealed
Liabilities and Expense
Yaitu beban dan kewajiban tersembunyi. Kewajiban tersembunyi
dapat mencakup jaminan melekat penjualan tidak dilaporkan atau kelalaian
kewajiban sederhana. Beban dapat disembunyikan oleh kapitalisasi yang menyebar
biaya keluar selama beberapa tahun dengan mencatat aset dan depresiasi tahunan
daripada benar mengakui seluruh biaya dalam satu tahun.
- Improper
Asset Valuations
Merupakan suatu bentuk kecurangan laporan keuangan dengan
melakukan penilaian yang tidak wajar atau tidak sesuai prinsip akuntansi
berlaku umum atas aset perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan
dan menurunkan biaya
- Improprer
Disclosures
Merupakan suatu bentuk kecurangan perusahaan yang tidak
melakukan pengungkapan atas laporan keuangan secara cukup dengan maksud untuk
menyembunyikan kecurangan – kecurangan yang terjadi di perusahaan.
Sumber :
http://www.acfe.com
https://brisbaneacfe.org/library/occupational-fraud/skimming-sales-receipts-cash-frauds/
http://rsmus.com/pdf/wp-combating-vendor-fraud.pdf
https://aniekrachma.wordpress.com/2015/04/11/skema-fraud/
b.Net Income
Understatement
Meliputi:
-Timing
Difference
Waktu perbedaan adalah konsep akuntansi yang terjadi karena
masalah transisi. Perbedaan waktu adalah istilah yang sangat digunakan dalam
pelaporan atau perpajakan tujuan keuangan. Metode perhitungan penyusutan yang
berbeda di kedua akuntansi keuangan dan perpajakan. Sementara perusahaan adalah
dengan menggunakan metode garis lurus untuk depresiasi, otoritas pajak akan
menggunakan metode penyusutan dipercepat. Hal ini akan menyebabkan perbedaan
waktu dalam kewajiban pajak dari perusahaan meskipun penyusutan dihitung dengan
kedua metode adalah sama dan jangka waktu untuk depresiasi juga sama.
-Understated
Revenue
penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa
dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penjualan jasa
(fees), bunga, dividen, royalti, dan sewa namun jumlah total dari pendapatan
berada pada nilai di bawah rata-rata atau batas yang ditentukan.
Sumber:
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-pendapatan-definisi-menurut.html
-`Overstated
Liabilities and Expenses
Kewajiban adalah pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan
oleh perusahaan pada masa yang akan datang, namun perusahaan mengorbankan biaya
yang lebih besar dari biaya atau target yang telah ditentukan.
Beban adalah sejumlah pengorbanan yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam rangka memperoleh laba, namun perusahaan melakukan pengorbanan
pada beban-beban yang ditargetkan lebih besar dari yang telah ditargetkan.
Sumber: https://aryadningrat.wordpress.com/2015/03/20/pengertian-aktiva-hutang-kewajiban-pendapatan-beban-2/
- Improper
Asset Valuations
Merupakan suatu bentuk kecurangan laporan keuangan dengan
melakukan penilaian yang tidak wajar atau tidak sesuai prinsip akuntansi
berlaku umum atas aset perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan
dan menurunkan biaya
- Improprer
Disclosures
Merupakan suatu bentuk kecurangan perusahaan yang tidak
melakukan pengungkapan atas laporan keuangan secara cukup dengan maksud untuk
menyembunyikan kecurangan – kecurangan yang terjadi di perusahaan.
·
COSO(The Committee of Sponsoring
Organizations)
Definisi
internal control menurut COSO adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan
direksi manajen dan staff, untuk membuat reasonable assuranc mengenai :
-
efektifitas dan efisiensinoperasional
-
realibilitas pelaporan keuangan
- kepatuhan
atas hukum dan peraturan yang berlaku
Komponen
Struktur Pengendalian Intern
Komponen
pengendalian intern menurut COSO oleh Wing Wahyu Winarno dalam buku Sisitem
Informasi Akuntansi ada lima, yaitu :
1. Control Environment atau Lingkungan
Pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan sarana dan prasarana yang
ada di dalam organisasi atau perusahaan untuk menjalankan struktur pengendalian
intern yang baik. Berapa komponen yang mempengaruhi lingkungan pengendalian
intern adalah :
- komitmen
manajemen terhadap integritas dan nilai – nilai etika.
- filosofi
yang dianut oleh manajemen dan gaya operasional yang dipakai oleh manajemen
- struktur
organisasi
2. Risk Assesment atau Pemahaman Risiko
Manajemen perusahaan harus dapat mengidentifikasi berbagai
risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Dengan memahami risiko manajemen dapat
mengambil tindakan pencegahan, sehingga perusahaan dapat menghindari kerugian
yang besar.
3. Control Activities atau Kegiatan
Pengendalian Internal
Kegiatan pengendalian intern terdiri dari :
- Pemberian
Otoritasi atas Transaksi dan Kegiatan
Otorasi adalah pemberian sebagaian
kekuasaan manajemen kepada karyawan untuk melakukan kegiatan dan mengambilan
keputusan. Hal ini perlu dilakukan karena manajemen tidak akan mampu membuat
semua keputusan dan menjalankan semua kegiatan di dalam perusahaan.
- Pembagian
Tugas dan Tanggung Jawab
Tidak ada satu karyawan atau satu
bagian pun yang dapat menyelesaikan suatu transaksi tanpa campur tangan pihak
lain. Wewenang dan tanggung jawab di bagi atas tiga fungsi, yaitu Fungsi
Penyimpanan, Fungsi Pencatatan, dan Fungsi Pemberian Otorisasi
-
Perancangan dan Penggunaan Dokumen dan Catatan yang Baik
Dokumen akan disimpan dalam waktu
yang lama. Oleh karenanya, bahan yang digunakan untuk membuat dokumen juga
harus merupakan bahan yang tahan lama dan berkualitas baik.
-
Perlindungan yang Cukup terhadap Kekayaan dan Catatan Perusahaan
Perlindungan yang dapat dilakukan
oleh perusahaan, agar tidak terjadi pencurian dan penggunanaan tanpa otorisasi.
-
Pemeriksaan Independent terhadap Kinerja Perusahaan
Pemeriksaan kinerja ini dapat
dilakukan dengan melakukan rekonsiliasi antara dua catatan yang terpisah atau
berbeda mengenai suatu rekening, dan membandingkan antara jumlah unit
persediaan di gudang dengan jumlah menurut catatan persediaan, menyelenggarakan
double entry bookkeeping, yaitu metode pencatatan yang selalu melibatkan
setidak-tidaknya dua rekening untuk mencatat satu transaksi, menjumlah berbagai
hitungan dengan cara batch totals, yaitu penjumlahan dari atas ke bawah.
Beberapa keterbatasan dari pengendalian intern
sehingga pengendalian intern tidak dapat berfungsi antara lain :
- Kesalahan
Muncul ketika karyawan melakukan
pertimbangan yang salah atau perhatiaannya selama bekerja terpisah
- Kolusi
Terjadi ketika dua atau lebih
karyawan berkonspirasi untuk melakukan pencurian (korupsi) di tempat mereka
bekerja.
-
Penyimpangan Manajemen
Muncul karena manajaer suatu
organisasi yang memiliki lebih banyak otoritas dibandingkan karyawan biasa,
proses pengendalian efektif pada tingkat manajemen bawah dan tidak efektif pada
tingkat atas.
- Manfaat
dan Biaya
Konsep jaminan yang meyakinkan atau
masuk akal mengandung arti bahwa biaya pengendalian intern tidak melebihi
manfaat yang dihasilkam.
4. Information and Communication atau
Informasi dan Komunikasi
Perancang sistem informasi perusahaan dan manajemen puncak
harus mengetahui bagaimana transaksi diawali, bagaimana data dicatat ke dalam
formulir yang siap diinput ke sistem komputer, bagaimana file data di baca di
organisasi dan diperbarui isinya, bagaimana data diproses agar menjadi
informasi dan informasi di proses lagi menjadi informasi yang lebih berguna
bagi pembuat keputusan, dan bagaimana transaksi berhasil.
5. Monitoring atau Pemantauan
Merupakan kegiatan untuk mengikuti jalannya sistemn informasi
akuntansi, sehingga apabila ada sesuatu berjalan tidak seperti yang diharapkan,
dapat diambil tindakan segera. Berbagai bentuk pemantauan di dalam perusahaan
dapat dilaksanakan dengan proses antara lain, supevisi yang efektif, akuntansi
pertanggung jawaban, dan audit internal.
Komentar
Posting Komentar